Indonesia - Momentum idul adha, tentunya merupakan suatu peringatan terhadap dua nilai yang berbeda. Dua nilai terbaik yang memiliki keutamaan dalam kepentingan kehidupan manusia di dunia, dan di akhirat kelak. Tentunya, dua momentum yang senantiasa mendapatkan ridhonya Allah swt. Momentum yang menjelaskan tentang keikhlasan Nabi Ismail terhadap perintahNya Allah swt, lewat Nabi Ibrahim yang notabenenya sebagai ayah kandungnya, guna kemudian dikorbankan. Kemudian momentum selanjutnya, adalah kewajiban menunaikan ibadah haji ke baitullah Mekkah bagi kaum muslimin yang berkemampuan. Dua nilai terbaik yang senantiasa diperingati oleh seluruh ummat Islam di dunia dalam suatu momentum, yakni idul adha.
Indonesia dalam sejarahnya, tercatat banyak pejuang kemerdekaan yang berasal dari kaum intelektual muslim yang notabenenya sebagai ulama, alias ahli nilai-nilai keislaman. Bahkan, dalam semua komitmen berbangsa dan bernegara Indonesia, baik yang tertulis pada konstitusi negara maupun dalam nesehat-nasehat kebangsaan, lebih dominan berdasarkan pada nilai-nilai keislaman yang dinyatakan oleh para ulama sebagai pesan-pesan perjuangan kemerdekaan terhadap eksistensi negara Indonesia. Karenanya, tidak berlebihan kemudian apabila kepemimpinan Indonesia harus mampertegas nilai-nilai keislaman dalam kepemimpinan Indonesia, selama itu untuk kepentingan kemaslahatan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Momentum idul adha yang menjelaskan tentang keikhlasan Nabi Ismail atas perintahNya Allah swt. Sepatutnya menjadi teladan dan contoh yang baik oleh pemimpin Indonesia, guna kemudian memastikan masa depan Indonesia ke arah sebaik-baiknya. Maka pandangan kami, Indonesia membutuhkan pemimpin yang senantiasa ikhlas seperti Nabi Ismail dalam semua pelayanan terhadap kepentingan kemaslahatan seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Apabila keikhlasan telah terpatri dalam diri setiap pemimpin, tentunya akan berdampak pada nilai terbaik dalam semua kewajiban kepemimpinannya, dan pastinya akan juga menghasilkan capaian yang optimal sebagimana tujuan bernegara, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Problematika kebangsaan Indonesia saat ini, merupakan kewajiban seluruh warga negara Indonesia untuk kemudian secara bersama-sama memastikan ikhtiar dan solusi terbaik demi memastikan Indonesia sebagai bangsa dan negara yang berkemajuan. Kami menilai, diakhir kepemimpinan Indonesia saat ini, dan akan dimulai kepemimpinan Indonesia kedepannya, telah berangsur semakin baik. Karena kepemimpinan Indonesia kedepannya telah diawali dengan nilai-nilai kepemimpinan yang sangat baik oleh presiden Indonesia terpilih Prabowo Subianto. Paling tidak, ketegasan presiden Indonesia terpilih Prabowo Subianto yang telah memberikan nilai terbaik, atas ikhtiar kemanusiaan terhadap musibah perang pada negara-negara di dunia. Sikap presiden Indonesia terpilih Prabowo Subianto terhadap korban perang di dunia, tentunya menurut kami merupakan sikap teladan yang baik sebagai bentuk keihklasan seorang pemimpin pada problematika kehidupan masyarakat dunia. Menurut kami, presiden Indonesia terpilih Prabowo Subianto telah meneladani keihklasan Nabi Ismail sebagai hamba Allah swt yang taat.
(Jakarta, 17 juni 2024)
Saiful Chaniago Waketum DPP KNPI
Baca juga:
Tony Rosyid: Dawuh Mbah Moen
|